Dengan nama Allah yang maha Pengasih lagi Penyayang ...Di Pagi yang mendung dengan disertai gerimis kecil rasanya sesuai untuk merenungkan diri wacana hidupku di Laboratorium Biologi mumpung lagi enggak mengajar
Apa sih hidup ini ....Urip kok ora kafetaria bar karo problem ...masalah satu selesai seneng ...muncul lagi lainnya ..diselesaikan dan jadi bahagia kemudian muncul lagi ...seperti jalan di tebing tebing ..... namun dengan keyakinan mungkin didepan sana nanti ketemu jalan yang rata.
Dalam umur yang sudah senja ini dengan pengalaman yang ada emang hidup itu kadang sulit kadang gampang dan kadang nggak sulit dan juga nggak mudah.Saya sanggup katakan Hidup hanyalah sekumpulan kebetulan dan kesalahan yang acak (baca unpredictable sulit untu ditebak)
Sebagai guru biologi mungkin saya tahu juga yang dirasakan sel tubuhku sebagai unit terkecil hidupku. Ia hanya pasrah dari yang dilakukan pedoman darah yang dipompa dari jantung dengan mengambil materi oksigen dari paru paru dan sari masakan dari usus illeum sebagai materi oksidasi untuk aktivitasnya. Pasti sel tubuhku juga mencicipi hal hal mikro yang terjadi menyerupai makroskopis hidupku. Sel badan niscaya nggak protes dengan apa yang terjadi alasannya ialah ia optimis dengan kerja keras Jantungku yang selama ini Ia nggak ngambek terhadapku. Ia terus setia menemaniku dengan kerja tidak henti hentinya. Mengatur tekan Sistole dan Diastole biar tetap optimum. Jantung buatan Gusti ini beda banget dengan Mesin Ferari atau Mercedes yang kata orang canggih. Jantungku sangat konsisten dengan ruang ruang Atrium dan Ventrikelnya setiap ruang yang menerima pasokan darah selalu di pompakan ke ruang lainnya sehingga tubuhku menjadi Homeostatis. Ketika ia mendapatkan segera ia menunjukkan apa yang ada semuanya nggak peduli iya sanggup sisa atau tidak. Ia tidak menyerupai tubuhku yang makro saat mendapatkan apa saja dari dukungan berhenti dan tidak menunjukkan ke siapa lagi. Andaikan Ia mengikuti perintah yang makro tuubuhku .pikiranku untuk berfikir egois menyerupai itu maka macetlah pedoman aliran sehingga sel sel yang tadinya optimis itu menjadi tidak ada impian menunggu sia sia dan berakhir dengan kematiannya. Secara biologi untung Jantung disusun oleh Myocardium yang tak peduli dengan perintah pikiran Ia hanya percaya dengan Sunatullah yang dimaui Allah..
Persis dari Penjelasan ini tadi pagi mendapatkan pengalaman yang luar biasa dari muridku Winandoko SJ wacana hidup yang pernah dilakukan Ignasius Loyola. Loyola mengimplementasikan hidupnya untuk Tuhan bukan untuk yang lainnya dengan sebutan Ad Maiorem Dei Gloriam.
Loyola Hidup dengan sengat cerdas dan sanggup menularkan hidupnya ke yang lainnya untuk sama sama Memuliakan Tuhan sehingga Semua orang menjadi gembira dan berarti hidupnya bukan sebaliknya gembira dengan perjuangannya kerja kerasnya kemmudian mengabaikan Nya
Winandoko dongeng semua imbalan yang engkau dapatkan itu tidak akan berarti saat imbalan itu kau anggap hasil usaha mu dengan kerja keras , cerdas tanpa lelah tanpa keterlibatan Nya
Jika usahamu yang heroik itu benar karyamu sanggup aja Tuhan tidak menunjukkan imbalan kerja heroikmu itu. maka benar benarlah hidupmu itu akan sia sia tak bermakna
Untuk itulah semua yang anda kerjakan dengan hasil yang maksimum optimum dan bahkan minimum semua yang anda lakukan itu juga atas keterlibatan Nya.
Jika engkau sanggup hingga ke hal spiritual menyerupai itu maka semua imbalan akan mengalir dengan sendirinya. apalagi hanya Tongseng, Sate Gule niscaya akan tersedia itu katanya dari pengalaman yang ia Lakukan dan Riil terbukti.
Loyola ialah seorang aristokrat yang kaya dizamannya namun ia keluar dari mainstream kemapannanya memasrahkan hidupnya untuk Tuhan. Perjuangan ini tidak menyerupai saya yang saya buka statemen diawal Urip kok ora bubar bubar masalahnya.
Loyola tidak hanya problem yang ecek ecek duwe duwit hanya sedikit saja sudah mencak mencak Gusti ora adil ...Asu tenan ...Dancukan menyerupai kerap saya lakukan
Loyola itu dari hidup Glamour yang dilakukan ia sanggup hidup dengan hanya bermodalkan satu pakaian dan tetap struggle.
Kenapa ia sanggup melakukannya ..pasti ceritanya berbuku buku .....namun niscaya saya sanggup simpulkan adalah...
Ia iklas
Ia niscaya menyadari ada keikut sertaan Tuhan dalam dirinya
Ia benar benar tahu Tuhan akan membimbingnya
Ketika apa saja yang punya saya berikan hanya untuk biar lebih bersahabat denganmu dan jikalau engkau mencintaiku selamatlah aku
Akhir nya saya sanggup renungkan lewat pengalaman Loyola dari dongeng muridku itu
Loyola memaknai betul apa itu hidup, Bagaimana hidup sanggup berkualitas, bagaimana hidup itu berkhasiat untuk sesasama Man for Others
Loyola juga sangat tahu dan bijak bahwa apa yang ia dapatkan semua dari Nya bukan suatu kerja kerasku maka jikalau engkau memintanya semua yang ada tentu akan saya berikan , apa saja yang kupunya Kebebasanku Kehendakku, Fikiranku, Kenanganku dan semua yang kupegang dan kupunya dan kusenangi itu ialah kehendakmu ambilah semua yang ada alasannya ialah Engkau ialah hadiah yang kutrima yang tiada taranya
Kemudian biar sanggup juga hingga ke orang lainnya dalam memuliakan Nya Loyola menuliskan suatu doa dalam bukunya Latihan Rohani yang sungguh baik dan mengena kemudian pada pagi ini salah satu Doa itu dibacakan sama Winandoko seorang murid angkatan ke 5 Sekolah Menengan Atas Kolese Gonzaga yang kini jadi Pater .
TAKE AND RECEIVE
take and receive, o lord, my liberty
take all my will, my mind, my memory
all things i hold and all i own are thine
thine was the gift, to thee i all resign
do thou direct and govern all and sway
do what thou wilt, command, and i obey
only thy grace, thy love on me bestow
these make me rich, all else will i forego.
Ambil dan trimalah, kebebasanku
Kehendakku, fikiranku, kenanganku
Semua yang kupegang dan kupunya Tuhan
Kau ialah hadiah yang kutrima
Kau berjaya atas semuanya
Utuskanlah dan ku laksanakan
Hanya rahmat-Mu, Kau mencintaiku
Untuk Engkau, kukan mengorbankan
Sumber https://biologigonz.blogspot.comApa sih hidup ini ....Urip kok ora kafetaria bar karo problem ...masalah satu selesai seneng ...muncul lagi lainnya ..diselesaikan dan jadi bahagia kemudian muncul lagi ...seperti jalan di tebing tebing ..... namun dengan keyakinan mungkin didepan sana nanti ketemu jalan yang rata.
Dalam umur yang sudah senja ini dengan pengalaman yang ada emang hidup itu kadang sulit kadang gampang dan kadang nggak sulit dan juga nggak mudah.Saya sanggup katakan Hidup hanyalah sekumpulan kebetulan dan kesalahan yang acak (baca unpredictable sulit untu ditebak)
Sebagai guru biologi mungkin saya tahu juga yang dirasakan sel tubuhku sebagai unit terkecil hidupku. Ia hanya pasrah dari yang dilakukan pedoman darah yang dipompa dari jantung dengan mengambil materi oksigen dari paru paru dan sari masakan dari usus illeum sebagai materi oksidasi untuk aktivitasnya. Pasti sel tubuhku juga mencicipi hal hal mikro yang terjadi menyerupai makroskopis hidupku. Sel badan niscaya nggak protes dengan apa yang terjadi alasannya ialah ia optimis dengan kerja keras Jantungku yang selama ini Ia nggak ngambek terhadapku. Ia terus setia menemaniku dengan kerja tidak henti hentinya. Mengatur tekan Sistole dan Diastole biar tetap optimum. Jantung buatan Gusti ini beda banget dengan Mesin Ferari atau Mercedes yang kata orang canggih. Jantungku sangat konsisten dengan ruang ruang Atrium dan Ventrikelnya setiap ruang yang menerima pasokan darah selalu di pompakan ke ruang lainnya sehingga tubuhku menjadi Homeostatis. Ketika ia mendapatkan segera ia menunjukkan apa yang ada semuanya nggak peduli iya sanggup sisa atau tidak. Ia tidak menyerupai tubuhku yang makro saat mendapatkan apa saja dari dukungan berhenti dan tidak menunjukkan ke siapa lagi. Andaikan Ia mengikuti perintah yang makro tuubuhku .pikiranku untuk berfikir egois menyerupai itu maka macetlah pedoman aliran sehingga sel sel yang tadinya optimis itu menjadi tidak ada impian menunggu sia sia dan berakhir dengan kematiannya. Secara biologi untung Jantung disusun oleh Myocardium yang tak peduli dengan perintah pikiran Ia hanya percaya dengan Sunatullah yang dimaui Allah..
Persis dari Penjelasan ini tadi pagi mendapatkan pengalaman yang luar biasa dari muridku Winandoko SJ wacana hidup yang pernah dilakukan Ignasius Loyola. Loyola mengimplementasikan hidupnya untuk Tuhan bukan untuk yang lainnya dengan sebutan Ad Maiorem Dei Gloriam.
Loyola Hidup dengan sengat cerdas dan sanggup menularkan hidupnya ke yang lainnya untuk sama sama Memuliakan Tuhan sehingga Semua orang menjadi gembira dan berarti hidupnya bukan sebaliknya gembira dengan perjuangannya kerja kerasnya kemmudian mengabaikan Nya
Winandoko dongeng semua imbalan yang engkau dapatkan itu tidak akan berarti saat imbalan itu kau anggap hasil usaha mu dengan kerja keras , cerdas tanpa lelah tanpa keterlibatan Nya
Jika usahamu yang heroik itu benar karyamu sanggup aja Tuhan tidak menunjukkan imbalan kerja heroikmu itu. maka benar benarlah hidupmu itu akan sia sia tak bermakna
Untuk itulah semua yang anda kerjakan dengan hasil yang maksimum optimum dan bahkan minimum semua yang anda lakukan itu juga atas keterlibatan Nya.
Jika engkau sanggup hingga ke hal spiritual menyerupai itu maka semua imbalan akan mengalir dengan sendirinya. apalagi hanya Tongseng, Sate Gule niscaya akan tersedia itu katanya dari pengalaman yang ia Lakukan dan Riil terbukti.
Loyola ialah seorang aristokrat yang kaya dizamannya namun ia keluar dari mainstream kemapannanya memasrahkan hidupnya untuk Tuhan. Perjuangan ini tidak menyerupai saya yang saya buka statemen diawal Urip kok ora bubar bubar masalahnya.
Loyola tidak hanya problem yang ecek ecek duwe duwit hanya sedikit saja sudah mencak mencak Gusti ora adil ...Asu tenan ...Dancukan menyerupai kerap saya lakukan
Loyola itu dari hidup Glamour yang dilakukan ia sanggup hidup dengan hanya bermodalkan satu pakaian dan tetap struggle.
Kenapa ia sanggup melakukannya ..pasti ceritanya berbuku buku .....namun niscaya saya sanggup simpulkan adalah...
Ia iklas
Ia niscaya menyadari ada keikut sertaan Tuhan dalam dirinya
Ia benar benar tahu Tuhan akan membimbingnya
Ketika apa saja yang punya saya berikan hanya untuk biar lebih bersahabat denganmu dan jikalau engkau mencintaiku selamatlah aku
Akhir nya saya sanggup renungkan lewat pengalaman Loyola dari dongeng muridku itu
Loyola memaknai betul apa itu hidup, Bagaimana hidup sanggup berkualitas, bagaimana hidup itu berkhasiat untuk sesasama Man for Others
Loyola juga sangat tahu dan bijak bahwa apa yang ia dapatkan semua dari Nya bukan suatu kerja kerasku maka jikalau engkau memintanya semua yang ada tentu akan saya berikan , apa saja yang kupunya Kebebasanku Kehendakku, Fikiranku, Kenanganku dan semua yang kupegang dan kupunya dan kusenangi itu ialah kehendakmu ambilah semua yang ada alasannya ialah Engkau ialah hadiah yang kutrima yang tiada taranya
Kemudian biar sanggup juga hingga ke orang lainnya dalam memuliakan Nya Loyola menuliskan suatu doa dalam bukunya Latihan Rohani yang sungguh baik dan mengena kemudian pada pagi ini salah satu Doa itu dibacakan sama Winandoko seorang murid angkatan ke 5 Sekolah Menengan Atas Kolese Gonzaga yang kini jadi Pater .
TAKE AND RECEIVE
take and receive, o lord, my liberty
take all my will, my mind, my memory
all things i hold and all i own are thine
thine was the gift, to thee i all resign
do thou direct and govern all and sway
do what thou wilt, command, and i obey
only thy grace, thy love on me bestow
these make me rich, all else will i forego.
Ambil dan trimalah, kebebasanku
Kehendakku, fikiranku, kenanganku
Semua yang kupegang dan kupunya Tuhan
Kau ialah hadiah yang kutrima
Kau berjaya atas semuanya
Utuskanlah dan ku laksanakan
Hanya rahmat-Mu, Kau mencintaiku
Untuk Engkau, kukan mengorbankan
AMDG
isharmanto
EmoticonEmoticon