Pada suatu ketika, Archimedes mendapat titah dari Baginda Raja untuk pertanda suatu mahkota terbuat dari emas orisinil atau bukan. Archimedes diberi waktu kurang lebih satu ahad untuk membuktikannya. Jika berhasil, maka Archimedes dijanjikan akan mendapat hadiah, tetapi sebaliknya bila gagal maka Archimedes akan mendapat eksekusi yang berat.
Archimedes menjadi galau. Gundah kelana. Pertama, alasannya ialah sebagai orang yang dianggap terpelajar (baca : ilmuwan) dia ternyata tidak sanggup eksklusif sanggup menjawab pertanyaan Sang Baginda Raja. Kedua, tidak seharusnya Sang Baginda Raja apa-apa memberi eksekusi bila gagal melakukan tugas. Ketiga, kok Sang Baginda Raja begitu repotnya ingin mencari tahu mahkota itu terbuat dari emas orisinil atau tidak. Toh, ia sudah sangat kaya. Kalau ndak yakin atau ndak suka dengan mahkota tersebut tinggal bikin lagi. Habis perkara.
Akhirnya Archimedes pun pulang dengan menahan pening di kepala. Dia melangkah perlahan-lahan kadang sempoyongan menyerupai sedang membawa beban yang begitu berat. Tak dipedulikan orang-orang yang kebetulan berpapasan dengannya. Pokoknya kudu pulang. Kudu pulang dan pergi tidur (lah kok?).
Sampai di rumah. Tak dipedulikan istrinya yang terbengong-bengong melihat wajahnya yang kusam. Rambutnya kucel. Bau. Tak sedap dipandang pokoknya. Juga tak yummy untuk dicium. Archimedes tak peduli. Dia eksklusif tidur. Matanya terpejam. Berselimut rapat. Pokoknya kudu merem. Syukur bangkit nemu inspirasi. Mimpi nemu rumus.
Ternyata......memaksakan diri buat tidur bukanlah solusi. Keringat malah mengalir..maklum siang-siang berselimut tebal. Gelisah...Ehmm...lebih baik mandi saja. Siblon masuk kolam mandi. Segerrr.
Tanpa menunggu lama, Archimedes pun membuka seluruh pakaiannya dan nyemplung di kolam mandi. Alamakk segeernya. Archimedes mencicipi betapa ademnya pikirannya. Tiba-tiba sontak dia turun dari kolam mandi. Berteriak "Eureka..eueraka". Tak dipedulikan dirinya yang masih telanjang. Dia berlar kei kelar dan menari-menari di halaman rumahnya bahkan hingga ke jalanan. Konon alasannya ialah insiden ini, dia dianggap sebagai penyanyi telanjang pertama di dunia (ngarang ae lah).
Setelah sadar atas keadaan dirinya. Dia mengingat kembali insiden ketika di kamar mandi. Dia mencicipi semakin banyak bab dalam tubuhnya yang ditenggelamkan, semakin banyak air yang dipindahkan dari tempatnya. Dia mencicipi ada gaya dorong ke atas yang berasal dari air. Semakin dia menenggelamkan tubuhnya, gaya ke atas yang dirasakannya makin terasa. Sehingga dia berkesimpulan bahwa bila suatu benda dicelupkan ke dalam air (seluruh atau sebagian) maka akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan itu.
Dari insiden tersebut, dia yakin sanggup menuntaskan permasalahan yang diberikan oleh rajanya. Kok sanggup ya?
Ya kira-kira begini. Dengan mengurangkan berat benda di udara dengan berat benda ketika di dalam air maka akan didapatkan gaya ke atas. Gaya ke atas sendiri dihasikan dari perkalian massa jenis zat cair, percepatan gravitasi dan volume benda yang tercelup. Volume air yang tercelup tersebut bekerjasama dengan massa jenis zat tersebut. Massa mahkota sanggup ditimbang, bila ternyata sesudah dihitung tidak sesuai dengan massa jenis sesuai acuan sanggup dipastikan bahwa mahkota tersebut bukanlah emas asli. Catatan : massa jenis emas orisinil sekitar 19.000 kg/m3.
Ya...coba deh kalau kalian punya bayangan yang berbeda dari apa yang dipikirkan oleh Archimedes atau saya dalam pertanda suatu benda sesuai dengan prediksi kita atau tidak...tolong dong kasih masukan. Terima kasih
Sumber https://arsyadriyadi.blogspot.com/
Archimedes menjadi galau. Gundah kelana. Pertama, alasannya ialah sebagai orang yang dianggap terpelajar (baca : ilmuwan) dia ternyata tidak sanggup eksklusif sanggup menjawab pertanyaan Sang Baginda Raja. Kedua, tidak seharusnya Sang Baginda Raja apa-apa memberi eksekusi bila gagal melakukan tugas. Ketiga, kok Sang Baginda Raja begitu repotnya ingin mencari tahu mahkota itu terbuat dari emas orisinil atau tidak. Toh, ia sudah sangat kaya. Kalau ndak yakin atau ndak suka dengan mahkota tersebut tinggal bikin lagi. Habis perkara.
Akhirnya Archimedes pun pulang dengan menahan pening di kepala. Dia melangkah perlahan-lahan kadang sempoyongan menyerupai sedang membawa beban yang begitu berat. Tak dipedulikan orang-orang yang kebetulan berpapasan dengannya. Pokoknya kudu pulang. Kudu pulang dan pergi tidur (lah kok?).
Sampai di rumah. Tak dipedulikan istrinya yang terbengong-bengong melihat wajahnya yang kusam. Rambutnya kucel. Bau. Tak sedap dipandang pokoknya. Juga tak yummy untuk dicium. Archimedes tak peduli. Dia eksklusif tidur. Matanya terpejam. Berselimut rapat. Pokoknya kudu merem. Syukur bangkit nemu inspirasi. Mimpi nemu rumus.
Ternyata......memaksakan diri buat tidur bukanlah solusi. Keringat malah mengalir..maklum siang-siang berselimut tebal. Gelisah...Ehmm...lebih baik mandi saja. Siblon masuk kolam mandi. Segerrr.
Tanpa menunggu lama, Archimedes pun membuka seluruh pakaiannya dan nyemplung di kolam mandi. Alamakk segeernya. Archimedes mencicipi betapa ademnya pikirannya. Tiba-tiba sontak dia turun dari kolam mandi. Berteriak "Eureka..eueraka". Tak dipedulikan dirinya yang masih telanjang. Dia berlar kei kelar dan menari-menari di halaman rumahnya bahkan hingga ke jalanan. Konon alasannya ialah insiden ini, dia dianggap sebagai penyanyi telanjang pertama di dunia (ngarang ae lah).
Setelah sadar atas keadaan dirinya. Dia mengingat kembali insiden ketika di kamar mandi. Dia mencicipi semakin banyak bab dalam tubuhnya yang ditenggelamkan, semakin banyak air yang dipindahkan dari tempatnya. Dia mencicipi ada gaya dorong ke atas yang berasal dari air. Semakin dia menenggelamkan tubuhnya, gaya ke atas yang dirasakannya makin terasa. Sehingga dia berkesimpulan bahwa bila suatu benda dicelupkan ke dalam air (seluruh atau sebagian) maka akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan itu.
Dari insiden tersebut, dia yakin sanggup menuntaskan permasalahan yang diberikan oleh rajanya. Kok sanggup ya?
Ya kira-kira begini. Dengan mengurangkan berat benda di udara dengan berat benda ketika di dalam air maka akan didapatkan gaya ke atas. Gaya ke atas sendiri dihasikan dari perkalian massa jenis zat cair, percepatan gravitasi dan volume benda yang tercelup. Volume air yang tercelup tersebut bekerjasama dengan massa jenis zat tersebut. Massa mahkota sanggup ditimbang, bila ternyata sesudah dihitung tidak sesuai dengan massa jenis sesuai acuan sanggup dipastikan bahwa mahkota tersebut bukanlah emas asli. Catatan : massa jenis emas orisinil sekitar 19.000 kg/m3.
Ya...coba deh kalau kalian punya bayangan yang berbeda dari apa yang dipikirkan oleh Archimedes atau saya dalam pertanda suatu benda sesuai dengan prediksi kita atau tidak...tolong dong kasih masukan. Terima kasih
Sumber https://arsyadriyadi.blogspot.com/
EmoticonEmoticon