Sepuluh tahun lebih mengajar IPA, seringkali aku kebingungan jikalau ditanya selama ini jikalau mengajar IPA memakai pendekatan apa? Pertanyaan ini beberapa kali aku jumpai, khususnya jikalau bertemu dengan pengawas atau bahkan teman guru yang boleh jadi beliau banyak baca buku.
Intinya aku bingung..kadang juga dengan mantap menjawab. Intinya mengajar IPA, khususnya Fisika dengan cara nyaman dan menyenangkan. Quantum Learning banget ya. Mengajar dengan pendekatan siswa sebagai subyek (children oriented). Kadang juga menjawab dengan pendekatan kontruktivisme. Kalau dikejar lagi, konstruktivisme nya siapa? Piaget. Jawabku mantap.
Maklum saja waktu itu kenalnya (sering dengarnya nama Piaget). Ternyata ada konstruktivisme lain, yang dikenal dengan konstruktivisme sosial oleh Vygotsky.
Dalam buku Metodologi Pembelajaran IPA yang dituliskan Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati (Bumi Aksara, 2014) disebutkan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran IPA, adalah : 1) Tujuan yang dicapai; 2) Karakteristik bahan IPA; 3) Karakteristik Peserta Didik; 4) Pengalaman Belajar; 5) Kecakapan Hidup serta 6) Karakter yang dibutuhkan muncul.
Lebih lanjut, dalam buku tersebut dijelaskan beberapa pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran IPA. Pendekatan ini memakai banyak sekali sudut pandang :
1. Pendekatan pembelajaran menurut Teacher Centered Approach dan Student Centered Approach.
2. Pendekatan Konsep dan Proses
3. Pendekatan Deduktif dan Induktif
4. Pendekatan Discovery-Inquiry
5. Pendekatan Kontekstual
6. Pendekatan Konstruktivisme
7. Pendekatan Science, Environment, Technology, Society (SETS)
Ya...merujuk kepada acuan dari Buku Metodologi Pembelajaran IPA tersebut, ternyata gres sebagian kecil pendekatan yang aku kenal. Dan belum tentu apa yang aku kenal tersebut diimplementasikan dengan baik. Keterbatasan dalam referensi, kemampuan serta motivasi tentunya yang menciptakan aku belum bisa mengajar IPA sesuai pendekatan yang sesuai.
Ini salah satu faktor yang mengakibatkan pembelajaran IPA selama ini tidak maksimal. Meskipun pendekatan-pendekatan yang disebutkan di atas dalam penerapannya saling melengkapi tentunya. Sumber https://arsyadriyadi.blogspot.com/
Intinya aku bingung..kadang juga dengan mantap menjawab. Intinya mengajar IPA, khususnya Fisika dengan cara nyaman dan menyenangkan. Quantum Learning banget ya. Mengajar dengan pendekatan siswa sebagai subyek (children oriented). Kadang juga menjawab dengan pendekatan kontruktivisme. Kalau dikejar lagi, konstruktivisme nya siapa? Piaget. Jawabku mantap.
Maklum saja waktu itu kenalnya (sering dengarnya nama Piaget). Ternyata ada konstruktivisme lain, yang dikenal dengan konstruktivisme sosial oleh Vygotsky.
Dalam buku Metodologi Pembelajaran IPA yang dituliskan Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati (Bumi Aksara, 2014) disebutkan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran IPA, adalah : 1) Tujuan yang dicapai; 2) Karakteristik bahan IPA; 3) Karakteristik Peserta Didik; 4) Pengalaman Belajar; 5) Kecakapan Hidup serta 6) Karakter yang dibutuhkan muncul.
Lebih lanjut, dalam buku tersebut dijelaskan beberapa pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran IPA. Pendekatan ini memakai banyak sekali sudut pandang :
1. Pendekatan pembelajaran menurut Teacher Centered Approach dan Student Centered Approach.
2. Pendekatan Konsep dan Proses
3. Pendekatan Deduktif dan Induktif
4. Pendekatan Discovery-Inquiry
5. Pendekatan Kontekstual
6. Pendekatan Konstruktivisme
7. Pendekatan Science, Environment, Technology, Society (SETS)
Ya...merujuk kepada acuan dari Buku Metodologi Pembelajaran IPA tersebut, ternyata gres sebagian kecil pendekatan yang aku kenal. Dan belum tentu apa yang aku kenal tersebut diimplementasikan dengan baik. Keterbatasan dalam referensi, kemampuan serta motivasi tentunya yang menciptakan aku belum bisa mengajar IPA sesuai pendekatan yang sesuai.
Ini salah satu faktor yang mengakibatkan pembelajaran IPA selama ini tidak maksimal. Meskipun pendekatan-pendekatan yang disebutkan di atas dalam penerapannya saling melengkapi tentunya. Sumber https://arsyadriyadi.blogspot.com/
EmoticonEmoticon