Pewarisan Sifat ini merupakan materi IPA Biologi kelas IX yang diajarkan pada semester genap. Dalam kehidupan sehari-hari kita tentunya sering melihat, menemukan bahkan mengamati insiden sebagai berikut. Ada anak yang ternyata sama sekali tidak menyerupai sama sekali dengan orang tuanya. Akhirnya anak tersebut diejek alias diragukan anaknya siapa. Atau juga ada anak pria malah miripnya sama ibunya, sedangkan anak wanita menyerupai sama bapaknya. Atau juga kita melihat seekor kucing yang mirip-mirip dengan induknya, meskipun tidak semua.
Hal tersebut di atas bukti adanya pewarisan sifat yang diturunkan baik dari induk jantan dan induk betinanya. Dari insiden itu, kemudian dikembangkan pada tanaman-tanaman supaya diperoleh hasil menyerupai yang diinginkan.
Sebelum lebih jauh mendalami pewarisan sifat dengan Mendel sebagai tokohnya, marilah kita pahami dulu mengenai konsep gen.
Gen
Gen sanggup diartikan sebagai unit hereditas yang mengontrol sifat-sifat individu. Gen ini terbentuk dari asam deoksiribunukleat (ADN) atau deoxyribonucleic acid (DNA). Di dalam DNA ini gosip genetik dari suatu individu sanggup diketahui. Pembahasan mengenai DNA akan dikupas lebih lanjut dalam postingan yang lain. DNA ini mempunyai susunan kimia makromolekuler kompleks yang terdiri atas molekul gula pentosa (deoksiribosa), asam fosfat, dan basa nitrogen.
Kembali ke Gen. Dulu ada anggapan bahwa keturunan diwariskan melalui darah. Maka dikenal ada keturunan berdarah Cina, berdarah Eropa, berdarah Indonesia, berdarah Jawa dan seterusnya. Bahkan kalau di Indonesia dikenal keturunan berdarah biru alias berdarah ningrat. Ya kalau orang biasa justru yang normal ya..berdarah merah. Ternyata hal ini benar-benar keliru ya? Misalnya ada orang Indonesia yang menerima transfusi darah dari orang Eropa, ya ternyata ajeg-ajeg saja tidak ada perubahan. Sekali Indonesia ya tetap Indonesia...hihihihi. Atau orang miskin/awam supaya agak-agak menyerupai priyayi minta ditransfusi darah dari keturunan raja. Ya tetap saja ningrat dari keturuanan raja itu tidak bakal menular.
Kita tentunya telah memahami bahwa dalam perkembangbiakan generatif (kawin) diawali dengan peleburan antara inti sel kelamin jantan dan inti sel kelamin betina. Di dalam inti sel terdapat kromosom. Di dalam kromosom inilah terdapat gen atau faktor pembawa sifat keturunan. Nah, kalau keturunan yang dihasilkan merupakan hasil peleburan antara inti sel kelamin jantan dan sel kelamin betina tentunya sifat-sifat pada individu tersebut berasal atau membawa sifat-sifat dari kedua induknya.
Jika dalam sebuah keluarga yang terdiri dari 8 bersaudara, boleh jadi 8 anak berambut menyerupai ibunya, sedang yang 2 menyerupai bapaknya. Kalau ternyata tidak menyerupai dengan rambut kedua orang tuanya, sanggup jadi dari induk sebelumnya (kakek neneknya) begitu seterusnya. Seperti fenomena anak kembar. Dipercaya kalau ada anak kembar boleh jadi alasannya orang tuanya ada yang kembar atau kalau tidak ada kakek/neneknya yang kembar atau kalau tidak ada ya kakek/nenek buyutnya ada yang kembar dan begitu selanjutnya.
Untuk konsep kromosom akan dibahas pada postingan berikutnya. Selamat belajar.
Referensi : Sunarto et al. 2004. Sains Biologi Jilid 3 untuk Kelas 3 Sekolah Menengah Pertama dan MTs. Tiga Serangkai
Sumber gambar : http://www.genetica4kids.nl/Gen4kids-joomla/images/artikelen/DNA-Gen.jpg
Sumber https://arsyadriyadi.blogspot.com/
Hal tersebut di atas bukti adanya pewarisan sifat yang diturunkan baik dari induk jantan dan induk betinanya. Dari insiden itu, kemudian dikembangkan pada tanaman-tanaman supaya diperoleh hasil menyerupai yang diinginkan.
Sebelum lebih jauh mendalami pewarisan sifat dengan Mendel sebagai tokohnya, marilah kita pahami dulu mengenai konsep gen.
Gen
Kembali ke Gen. Dulu ada anggapan bahwa keturunan diwariskan melalui darah. Maka dikenal ada keturunan berdarah Cina, berdarah Eropa, berdarah Indonesia, berdarah Jawa dan seterusnya. Bahkan kalau di Indonesia dikenal keturunan berdarah biru alias berdarah ningrat. Ya kalau orang biasa justru yang normal ya..berdarah merah. Ternyata hal ini benar-benar keliru ya? Misalnya ada orang Indonesia yang menerima transfusi darah dari orang Eropa, ya ternyata ajeg-ajeg saja tidak ada perubahan. Sekali Indonesia ya tetap Indonesia...hihihihi. Atau orang miskin/awam supaya agak-agak menyerupai priyayi minta ditransfusi darah dari keturunan raja. Ya tetap saja ningrat dari keturuanan raja itu tidak bakal menular.
Kita tentunya telah memahami bahwa dalam perkembangbiakan generatif (kawin) diawali dengan peleburan antara inti sel kelamin jantan dan inti sel kelamin betina. Di dalam inti sel terdapat kromosom. Di dalam kromosom inilah terdapat gen atau faktor pembawa sifat keturunan. Nah, kalau keturunan yang dihasilkan merupakan hasil peleburan antara inti sel kelamin jantan dan sel kelamin betina tentunya sifat-sifat pada individu tersebut berasal atau membawa sifat-sifat dari kedua induknya.
Jika dalam sebuah keluarga yang terdiri dari 8 bersaudara, boleh jadi 8 anak berambut menyerupai ibunya, sedang yang 2 menyerupai bapaknya. Kalau ternyata tidak menyerupai dengan rambut kedua orang tuanya, sanggup jadi dari induk sebelumnya (kakek neneknya) begitu seterusnya. Seperti fenomena anak kembar. Dipercaya kalau ada anak kembar boleh jadi alasannya orang tuanya ada yang kembar atau kalau tidak ada kakek/neneknya yang kembar atau kalau tidak ada ya kakek/nenek buyutnya ada yang kembar dan begitu selanjutnya.
Untuk konsep kromosom akan dibahas pada postingan berikutnya. Selamat belajar.
Referensi : Sunarto et al. 2004. Sains Biologi Jilid 3 untuk Kelas 3 Sekolah Menengah Pertama dan MTs. Tiga Serangkai
Sumber gambar : http://www.genetica4kids.nl/Gen4kids-joomla/images/artikelen/DNA-Gen.jpg
Sumber https://arsyadriyadi.blogspot.com/
EmoticonEmoticon