Belajar Sains yang Atraktif ini merupakan cara mencar ilmu sains yang ditawarkan oleh buku"Dari Galileo hingga Einsten", menyerupai yang dituliskan oleh Chalis Setyadi.
Ada 5 cara untuk mencar ilmu sains yang atraktif, mencakup :
1. Belajar sains dengan melaksanakan percobaan
2. Belajar sains dengan membaca buku
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Tentunya ke-5 cara mencar ilmu sains ini sanggup dilakukan secara gotong royong maupun secara terpisah menyesuakan diri dengan topik yang akan dibahas. Misalnya dalam melaksanakan percobaan menciptakan model kapal uap, kita sanggup menggabungkan dengan buku-buku fisika yang membahas konsep tekanan, aturan agresi reaksi maupin perubahan energi. Demikian juga sebelum melaksanakan percobaan-percobaan yang kompleks sanggup terlebih dulu melihat video tutorial pada alat peraga visual sehingga sebelum melaksanakan percobaan sudah mempunyai citra awal yang lebih baik.
1. Belajar sains dengan melaksanakan percobaan
Melakukan banyak sekali percobaan merupakan salah satu cara terbaik dalam mencar ilmu sains. Dalam melaksanakan percobaan kita dilatih untuk melaksanakan banyak sekali tahapan semoga tercapai tujuan yang ditargetkan. Misalnya kita melaksanakan percobaan mengenai cacat mata. Dengan memakai susunan lensa maupun layar, kita harus mengambarkan bahwa untuk rabun bersahabat contohnya kita susun sedemikian rupa sehingga didapatkan titik bersahabat mata penderita tersebut. Setelah itu kita perlu memanipulasi percobaan sedemikian rupa semoga bayangan terbentuk di rahasia (sebagai retinanya). Selanjutnya kita menambahkan lensa cembung sedemikian hingga bayangan akibatnya menjadi terang dan sempurna di layar (retina). Lumayan bukan? Bukan sekedar menghapalkan tetapi akibatnya benar-benar memahami konsep fisika dengan benar.
2. Belajar sains dengan membaca buku
Membaca buku pun sanggup menjadi cara yang efektif dalam mencar ilmu sains. Ada kalanya kita mustahil melaksanakan percobaan dalam waktu yang singkat atau mungkin tidak mempunyai alat yang dibutuhkan, baik alasannya yakni langka maupun harganya yang tidak terjangkau. Atau kita sekedar membutuhkan data-data percobaan dengan cepat baik sebagai pembanding maupun data utama. Nah pada ketika itulah, kita membutuhkan banyak sekali buku maupun banyak sekali jurnal. Buku dan jurnal ini tentunya harus sanggup dipertanggungjawabkan isinya.
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
Alam sekitar akan menjadi daerah mencar ilmu yang menarik, murah, dan bermakna ketika kita mau merencakanan dan memanfaatkannya sebagai sumber mencar ilmu sains. Misalnya, adanya pelangi sehabis hujan. Kita amati dan kita pikirkan apa yang menjadi penyebabnya, Ataukah ketika melihat air sungai yang tercemar. Kita mengamati dan menganalisa. Apa penyebab kotornya sungai tersebut? Bagaimana dampaknya bagi kehidupan ikan, katak, flora dan bahkan manusia? Bagaimana cara mengatasi tercemarnya sungai itu? Dan tentunya banyak pertanyaan lain yang sanggup buat. Kuncinya yakni kita harus mau melaksanakan pengamatan secara sungguh-sungguh dan memunculkan perilaku selalu ingin tahu serta kritis terhadap segala sesuatunya.
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
Adakalanya kita mencar ilmu sains melalui praktik lapangan. Misalnya dengan melaksanakan kunjungan ke taman kota, kebun binatang, pabrik pengolahan limbah, pabrik jamu, pabrik pengolahan logam, sungai, danau, pantai, banyak sekali museum, taman cerdik dan daerah lain. Tentunya segala sesuatunya harus direncanakan terlebih dahulu, Pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan maupun dicari jawabnnya sudah disiapkan. Target/tujuan jelas. Sehingga aktivitas yang ditargertkan akan tercapai secara efektif dan efisien. Karena banyak sekali aktivitas kunjungan/wisata/study tour yang akibatnya hanya membuang-buang waktu atau sekedar refreshing semata.
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Berbagai alat peraga visual sanggup kita manfaatkan dengan baik sehingga kita mempunyai citra yang lebih nyata. Misalnya model tata surya yang dibentuk baik melalui simulasi/animasi komputer maupun model kasatmata akan mengakibatkan kita lebih terang lagi dalam mengamati lintasan/orbit planet ketimbang melalui klarifikasi dari guru atau buku.
Selain alat peraga yang dibentuk baik memakai versi digital (video, animasi, simulasi dan sejenisnya) maupun model biasa (non digital) kita juga sanggup memanfaatkan alat yang asli, contohnya melaksanakan kunjungan ke pabrik. Dan jangan lupakan alam semesta, menyerupai banyak sekali jenis batuan, hutan, sawah, perkebunan dan daerah lain merupakan "alat peraga visual" yang sangat baik. Bukan sekedar "alat peraga sebagai model" tetapi benar-benar asli.
Demikian dulu postingan mengenai cara mencar ilmu sains yang atraktif semoga bermanfaat dan sanggup menjadi motivasi untuk terus mencar ilmu sains.
Sumber : Belajar Sains yang Atraktif Sumber https://arsyadriyadi.blogspot.com/
Ada 5 cara untuk mencar ilmu sains yang atraktif, mencakup :
1. Belajar sains dengan melaksanakan percobaan
2. Belajar sains dengan membaca buku
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Tentunya ke-5 cara mencar ilmu sains ini sanggup dilakukan secara gotong royong maupun secara terpisah menyesuakan diri dengan topik yang akan dibahas. Misalnya dalam melaksanakan percobaan menciptakan model kapal uap, kita sanggup menggabungkan dengan buku-buku fisika yang membahas konsep tekanan, aturan agresi reaksi maupin perubahan energi. Demikian juga sebelum melaksanakan percobaan-percobaan yang kompleks sanggup terlebih dulu melihat video tutorial pada alat peraga visual sehingga sebelum melaksanakan percobaan sudah mempunyai citra awal yang lebih baik.
1. Belajar sains dengan melaksanakan percobaan
Melakukan banyak sekali percobaan merupakan salah satu cara terbaik dalam mencar ilmu sains. Dalam melaksanakan percobaan kita dilatih untuk melaksanakan banyak sekali tahapan semoga tercapai tujuan yang ditargetkan. Misalnya kita melaksanakan percobaan mengenai cacat mata. Dengan memakai susunan lensa maupun layar, kita harus mengambarkan bahwa untuk rabun bersahabat contohnya kita susun sedemikian rupa sehingga didapatkan titik bersahabat mata penderita tersebut. Setelah itu kita perlu memanipulasi percobaan sedemikian rupa semoga bayangan terbentuk di rahasia (sebagai retinanya). Selanjutnya kita menambahkan lensa cembung sedemikian hingga bayangan akibatnya menjadi terang dan sempurna di layar (retina). Lumayan bukan? Bukan sekedar menghapalkan tetapi akibatnya benar-benar memahami konsep fisika dengan benar.
2. Belajar sains dengan membaca buku
Membaca buku pun sanggup menjadi cara yang efektif dalam mencar ilmu sains. Ada kalanya kita mustahil melaksanakan percobaan dalam waktu yang singkat atau mungkin tidak mempunyai alat yang dibutuhkan, baik alasannya yakni langka maupun harganya yang tidak terjangkau. Atau kita sekedar membutuhkan data-data percobaan dengan cepat baik sebagai pembanding maupun data utama. Nah pada ketika itulah, kita membutuhkan banyak sekali buku maupun banyak sekali jurnal. Buku dan jurnal ini tentunya harus sanggup dipertanggungjawabkan isinya.
3. Belajar sains dengan mengamati alam sekitar
Alam sekitar akan menjadi daerah mencar ilmu yang menarik, murah, dan bermakna ketika kita mau merencakanan dan memanfaatkannya sebagai sumber mencar ilmu sains. Misalnya, adanya pelangi sehabis hujan. Kita amati dan kita pikirkan apa yang menjadi penyebabnya, Ataukah ketika melihat air sungai yang tercemar. Kita mengamati dan menganalisa. Apa penyebab kotornya sungai tersebut? Bagaimana dampaknya bagi kehidupan ikan, katak, flora dan bahkan manusia? Bagaimana cara mengatasi tercemarnya sungai itu? Dan tentunya banyak pertanyaan lain yang sanggup buat. Kuncinya yakni kita harus mau melaksanakan pengamatan secara sungguh-sungguh dan memunculkan perilaku selalu ingin tahu serta kritis terhadap segala sesuatunya.
4. Belajar sains dengan praktik lapangan
Adakalanya kita mencar ilmu sains melalui praktik lapangan. Misalnya dengan melaksanakan kunjungan ke taman kota, kebun binatang, pabrik pengolahan limbah, pabrik jamu, pabrik pengolahan logam, sungai, danau, pantai, banyak sekali museum, taman cerdik dan daerah lain. Tentunya segala sesuatunya harus direncanakan terlebih dahulu, Pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan maupun dicari jawabnnya sudah disiapkan. Target/tujuan jelas. Sehingga aktivitas yang ditargertkan akan tercapai secara efektif dan efisien. Karena banyak sekali aktivitas kunjungan/wisata/study tour yang akibatnya hanya membuang-buang waktu atau sekedar refreshing semata.
5. Belajar sains dengan alat peraga visual.
Berbagai alat peraga visual sanggup kita manfaatkan dengan baik sehingga kita mempunyai citra yang lebih nyata. Misalnya model tata surya yang dibentuk baik melalui simulasi/animasi komputer maupun model kasatmata akan mengakibatkan kita lebih terang lagi dalam mengamati lintasan/orbit planet ketimbang melalui klarifikasi dari guru atau buku.
Selain alat peraga yang dibentuk baik memakai versi digital (video, animasi, simulasi dan sejenisnya) maupun model biasa (non digital) kita juga sanggup memanfaatkan alat yang asli, contohnya melaksanakan kunjungan ke pabrik. Dan jangan lupakan alam semesta, menyerupai banyak sekali jenis batuan, hutan, sawah, perkebunan dan daerah lain merupakan "alat peraga visual" yang sangat baik. Bukan sekedar "alat peraga sebagai model" tetapi benar-benar asli.
Demikian dulu postingan mengenai cara mencar ilmu sains yang atraktif semoga bermanfaat dan sanggup menjadi motivasi untuk terus mencar ilmu sains.
Sumber : Belajar Sains yang Atraktif Sumber https://arsyadriyadi.blogspot.com/
EmoticonEmoticon