Pada postingan mengenai ringkasan bahan fisika kali ini akan dibahas mengenai cermin dan lensa.
Di awali dengan sifat-sifat cahaya, aturan pemantulan suara (hukum Snellius) gres membahas mengenai cermin dan lensa. Untuk cermin dan lensa dibahas mengenai pembentukan bayangan baik melalui gambar maupun perhitungan rumus.
Dan pada bab final dibahas alat optik, yang diawali dengan mata dan cacatnya.
Cermin dan Lensa
1. Sifat-sifat cahaya :
2. Hukum pemantulan suara (Hukum Snellius)
2. Lensa cembung dan cermin cekung bersifat konvergen (mengumpulkan sinar) : f (+)
Lensa cekung dan cermin cembung bersifat divergen (menyebarkan sinar) : f ( – )
1. Sifat bayangan sanggup dicari dengan :
a. Melalui perhitungan
f = jarak titik fokus
R = jari-jari kelengkungan
s, s’ = jarak benda, bayangan
M = perbesaran bayangan
h, h’ = tinggi benda, bayangan
f, R (+) : cermin cekung, lensa cembung
f, R (-) : cermin cembung, lensa cekung
s’ (+) : bayangan nyata, terbalik
s’ (-) : bayangan maya, tegak
M > 1 : bayangan diperbesar
M < 1 : bayangan diperkecil
b. Melalui lukisan
Pembentukan bayangan pada cermin cekung
Pembentukan bayangan pada cermin cembung
Pembentukan bayangan pada lensa cembung
Pembentukan bayanganpada lensa cekung
b. Melalui penomeran ruang
Berlaku :
R benda + R bayangan = 5
Bayangan di R I, II, III : nyata, terbalik
Bayangan di R IV : maya, tegak
R bayangan > R benda : diperbesar
R bayangan < R benda : diperkecil
2. Sifat bayangan oleh cermin cembung : maya, tegak dan diperkecil
3. Kekuatan lensa
f dalam cm
atau
, f dalam m
4. Pembiasan cahaya (refraksi) yakni pembelokan arah rambat cahaya dikala memasuki medium yang indeks bias (kerapatan optik) berbeda.
Seberkas cahaya yang merambat dari medium kurang rapat (indeks bias kecil) ke medium yang lebih rapat (indeks bias besar) akan dibiaskan mendekati garis normal (sudut tiba > sudut bias atau i > r) dan sebaliknya.
5. Cepat rambat cahaya dalam medium
v = cepat rambat cahaya dalam medium
c = cepat rambat cahay di udara = 3.108 m/s
n = indeks bias medium
6. Pemantulan sempurna
Sudut batas yakni sudut sinar tiba yang menghasilkan sinar bias sejajar bidang batas dua medium (sudut bias 900)
7. Dispersi cahaya yakni insiden terurainya cahaya putih menjadi komponen-komponen warnanya.
1. Bayangan yang dihasilkan oleh mata : nyata, terbalik, diperkecil
2. Daya kemudahan yakni kemampuan lensa mata untuk menebal atau menipis sesuai dengan jarak benda yang dilihat semoga bayangan benda jatuh tepat di retina.
3. Mata dan kacamata
a. rabun jauh (miopi) :PR < ∞
Titik jauh (PR) terbatas di depan matanya sehingga tidak sanggup melihat benda-benda yang jauh dengan jelas. Bayangan benda yang jauh jatuh di depan retina, sehingga perlu memakai lensa cekung (negatif).
b. rabun bersahabat (hipermetropi)
Titik bersahabat lebih besar dari 25 cm di depan matanya sehingga tidak dapt melihat benda-benda yang bersahabat dengan jelas. Bayangan benda yang bersahabat dengan mata jatuh di belakang retina, sehingga dibutuhkan lensa positif (cembung).
Jika ingin melihat benda pada jarak 25 cm, maka
c. Presbiopi (mata tua)
Diakibatkan berkurangnya daya kemudahan mata. Titik bersahabat mata lebih besar dari 25 cm dan titik jauhnya terbatas di depan mata.
4. Lup
Benda diletakkan di antara O dan F sehingga bayangan yang terbentuk di depan lensa bersifat maya, tegak, diperbesar
Perbesaran anguler :
· Tak berakomodasi :
· Berakomodasi :
5. Mikroskup
Terdiri dari sebuah lensa cembung (lens obyektif) dan sebuah lensa cembung (lensa okuler) dengan fOB < fOK
Bayangan lensa obyektif : nyata, terbalik, diperbesar
bayangan final : maya, terbalik, diperbesar
Perbesaran anguler :
M = MOB x MOK
· Tak berakomodasi :
· Berakomodasi :
6. Teleskop (Teropong) : untuk melihat benda yang sangat jauh semoga terlihat lebih dekat
Perbesaran bayangan :
M = fob/fok
Jarak antara lensa (panjang teropong)
d = fOB + fOK
Untuk teropong bumi :
d = fOB + 4FP +fOK
7. Proyektor, berfungsi untuk memproyeksikan gambar tembus cahaya (diapositif) ke layar sehingga terlihat besar.
Jenis-jenisnya : slide proyektor, film proyektor dan Overhead Proyektor (OHP)
8. Periskop
Terdiri dari lensa positif sebagai lensa obyektif dan dua prisma siki-siku sama kaki serta satu lensa okuler. Periskop biasa dipakai untuk mengintai kapal-kapal musuh atau melihat benda di atas permukaan laut. Sumber https://arsyadriyadi.blogspot.com/
Di awali dengan sifat-sifat cahaya, aturan pemantulan suara (hukum Snellius) gres membahas mengenai cermin dan lensa. Untuk cermin dan lensa dibahas mengenai pembentukan bayangan baik melalui gambar maupun perhitungan rumus.
Dan pada bab final dibahas alat optik, yang diawali dengan mata dan cacatnya.
Cermin dan Lensa
1. Sifat-sifat cahaya :
- dapat dilihat oleh mata
- memiliki arah rambat tegak lurus arah getarnya (transversal)
- merambat berdasarkan garis lurus
- memiliki energi
- dipancarkan dalam bentuk radiasi
- dapat mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi (lenturan), dan polarisasi (terserap sebagian arah getarnya)
2. Hukum pemantulan suara (Hukum Snellius)
- sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak dalam satu bidang datar
- sudut sinar tiba sama dengan sudut sinar pantul
Cermin dan lensa
1. Sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar :- maya
- tegak
- sama besar dengan bendanya
- jarak bayangan ke cermin sam dengan jarak benda ke cermin
- menghadap terbalik dengan bendanya
2. Lensa cembung dan cermin cekung bersifat konvergen (mengumpulkan sinar) : f (+)
Lensa cekung dan cermin cembung bersifat divergen (menyebarkan sinar) : f ( – )
1. Sifat bayangan sanggup dicari dengan :
a. Melalui perhitungan
f = jarak titik fokus
R = jari-jari kelengkungan
s, s’ = jarak benda, bayangan
M = perbesaran bayangan
h, h’ = tinggi benda, bayangan
f, R (+) : cermin cekung, lensa cembung
f, R (-) : cermin cembung, lensa cekung
s’ (+) : bayangan nyata, terbalik
s’ (-) : bayangan maya, tegak
M > 1 : bayangan diperbesar
M < 1 : bayangan diperkecil
b. Melalui lukisan
Pembentukan bayangan pada cermin cekung
Pembentukan bayangan pada cermin cembung
Pembentukan bayangan pada lensa cembung
Pembentukan bayanganpada lensa cekung
b. Melalui penomeran ruang
Berlaku :
R benda + R bayangan = 5
Bayangan di R I, II, III : nyata, terbalik
Bayangan di R IV : maya, tegak
R bayangan > R benda : diperbesar
R bayangan < R benda : diperkecil
2. Sifat bayangan oleh cermin cembung : maya, tegak dan diperkecil
3. Kekuatan lensa
f dalam cm
atau
, f dalam m
4. Pembiasan cahaya (refraksi) yakni pembelokan arah rambat cahaya dikala memasuki medium yang indeks bias (kerapatan optik) berbeda.
Seberkas cahaya yang merambat dari medium kurang rapat (indeks bias kecil) ke medium yang lebih rapat (indeks bias besar) akan dibiaskan mendekati garis normal (sudut tiba > sudut bias atau i > r) dan sebaliknya.
5. Cepat rambat cahaya dalam medium
v = cepat rambat cahaya dalam medium
c = cepat rambat cahay di udara = 3.108 m/s
n = indeks bias medium
6. Pemantulan sempurna
- sinar tiba dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
- sudut sinar tiba lebih besar dari sudut batas
Sudut batas yakni sudut sinar tiba yang menghasilkan sinar bias sejajar bidang batas dua medium (sudut bias 900)
7. Dispersi cahaya yakni insiden terurainya cahaya putih menjadi komponen-komponen warnanya.
- sinar polikromatik : sinar-sinar yang sanggup diuraikan menjadi beberapa komponen warna. Contoh : sinar putih terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu
- sinar monokromatik : sinar-sinar yang tidak sanggup diuraikan menjadi komponen warna.
1. Bayangan yang dihasilkan oleh mata : nyata, terbalik, diperkecil
2. Daya kemudahan yakni kemampuan lensa mata untuk menebal atau menipis sesuai dengan jarak benda yang dilihat semoga bayangan benda jatuh tepat di retina.
3. Mata dan kacamata
a. rabun jauh (miopi) :PR < ∞
Titik jauh (PR) terbatas di depan matanya sehingga tidak sanggup melihat benda-benda yang jauh dengan jelas. Bayangan benda yang jauh jatuh di depan retina, sehingga perlu memakai lensa cekung (negatif).
b. rabun bersahabat (hipermetropi)
Titik bersahabat lebih besar dari 25 cm di depan matanya sehingga tidak dapt melihat benda-benda yang bersahabat dengan jelas. Bayangan benda yang bersahabat dengan mata jatuh di belakang retina, sehingga dibutuhkan lensa positif (cembung).
Jika ingin melihat benda pada jarak 25 cm, maka
c. Presbiopi (mata tua)
Diakibatkan berkurangnya daya kemudahan mata. Titik bersahabat mata lebih besar dari 25 cm dan titik jauhnya terbatas di depan mata.
4. Lup
Benda diletakkan di antara O dan F sehingga bayangan yang terbentuk di depan lensa bersifat maya, tegak, diperbesar
Perbesaran anguler :
· Tak berakomodasi :
· Berakomodasi :
5. Mikroskup
Terdiri dari sebuah lensa cembung (lens obyektif) dan sebuah lensa cembung (lensa okuler) dengan fOB < fOK
Bayangan lensa obyektif : nyata, terbalik, diperbesar
bayangan final : maya, terbalik, diperbesar
Perbesaran anguler :
M = MOB x MOK
· Tak berakomodasi :
· Berakomodasi :
6. Teleskop (Teropong) : untuk melihat benda yang sangat jauh semoga terlihat lebih dekat
- Teropong bintang, terdiri dari lensa cembung (lensa obyektif) dan lensa cembung (lensa okuler), dengan fOB < fOK
- Teropong panggung, terdiri dari lensa cembung (lensa obyektif) dan lensa cembung (lensa okuler)
- Teropong bumu, terdiri dari 3 lensa yang berfungsi sebagai lensa obyektif, lensa pembalik dan lensa okuler
- Teropong prisma, terdiri dari 2 lensa cembung dan prisma kaca
Perbesaran bayangan :
M = fob/fok
Jarak antara lensa (panjang teropong)
d = fOB + fOK
Untuk teropong bumi :
d = fOB + 4FP +fOK
7. Proyektor, berfungsi untuk memproyeksikan gambar tembus cahaya (diapositif) ke layar sehingga terlihat besar.
Jenis-jenisnya : slide proyektor, film proyektor dan Overhead Proyektor (OHP)
8. Periskop
Terdiri dari lensa positif sebagai lensa obyektif dan dua prisma siki-siku sama kaki serta satu lensa okuler. Periskop biasa dipakai untuk mengintai kapal-kapal musuh atau melihat benda di atas permukaan laut. Sumber https://arsyadriyadi.blogspot.com/
EmoticonEmoticon