Sepertinya hal ini tidak hanya berlaku di dunia fotografi, tapi di semua bidang. Jika kau mempunyai sebuah wangsit perihal konsep suatu foto, eksklusif eksekusi! Jika perlu, milikilah sebuah kamera prosumer. Karena wangsit terkadang muncul ketika kita jalan-jalan. Kita mustahil membawa kamera profesional kemanapun. Jadi, kamera menyerupai itu juga menjadi salah satu keinginan saya.
Kemarin saya melaksanakan perjalanan ke Tabanan dan pulang lewat Tanah Lot. Di perjalanan saya menemukan satu objek unik yang sepertinya cantik untuk dipotret, yaitu SUTET! Sayangnya ketika itu saya tidak membawa kamera dan saya tidak dapat berhenti alasannya ialah mengendarai kendaraan beroda empat serta cuaca sedang hujan. Setidaknya saya punya wangsit memotret sutet yang akan saya lakukan di akrab rumah saya.
Ada juga satu kisah ketika saya melewati pelican crossing dan kesal ketika banyak pengendara bermotor menerobos. Saya jadi punya wangsit untuk mendokumentasikan lampu penyebrangan orang tersebut. Saya eksklusif sanksi besok, tapi alasannya ialah cuaca tidak mendukung, saya tunda. Akhirnya lusa sore gres saya dapat melaksanakan pemotretan. Hasilnya cukup bagus.
Menurut saya, foto ini cukup menggugah emosi. Difoto dengan Canon EOS 800d pada 27mm 1/30sec f/9 ISO 100.
Ide foto tersebut impulsif saja keluar ketika saya melewati jalan tersebut.
Biasanya, foto terbaik tiba dari wangsit dan merupakan perwujudan verbal dan emosi kita. Karena fotografi itu ialah seni. Tapi ketika kau punya satu wangsit yang belum dihukum dan muncul wangsit baru, abaikan wangsit gres tersebut atau abaikan wangsit lama. Karena kalau terlalu banyak punya ide, maka wangsit akan bertumpuk dan tak kunjung dieksekusi.
Selanjutnya saya akan mengeksekusi foto sutet. Tapi dapat saja saya batalkan alasannya ialah cuaca yang selalu buruk.
Anda dapat request artikel apa saja melalui hedisasrawan@gmail.com atau eksklusif saja lewat komentar dibawah :)
Sumber http://hedisasrawan.blogspot.com/
EmoticonEmoticon